



Silaturahmi, atau membina suatu kedekatan dengan seseorang, adalah hal baik yang sangat dianjurkan. Mantap banget saat kita mempunyai banyak kenalan, banyak kawan --apalagi jika kemudian kenalan kita itu nantinya jadi sahabat kita. Jadi sodara kita. Atau malah *ehem ehem* jadi someone yang spesial.
Again..
Saya chatting dengan keponakan saya dan menemukan hal menarik yang dulu pernah saya bahas dengan kekasih saya. Kalau dia (sang kekasih) membahas secara cukup dewasa (meskipun dengan agak ngotot), nah --si keponakan saya ini berbicara dari sudut pandang ABG umur 16 tahun. Well, dia kelas 3 SMA. Ada cowok yang tertarik? Papanya galak tapi. Khu khu khu..
Awalnya sepele, si keponakan ini ngomel-ngomel gak penting di plurk-nya: Tentang gebetan yang malah curhat ke dia soal cewek yang dia taksir. Yang klise (dan cukup familiar), cewek yang ditaksir gebetan keponakan saya itu tak-lain-tak-bukan adalah sahabatnya sendiri. (Edited: Oke ini saya agak mendramatisir..)
Sisi gelap saya yang penuh keisengan pun berniat menggodanya via Y!M. (Sial sekali, karena saya chatting menggunakan hape, jadi transkrip obrolan gak penting itu tidak bisa saya copy-paste) Jadi, buat keponakan saya yang kebetulan membaca ini, mungkin ada part yang terkesan fiktif. Muahahahaha..
Saya (O) : "Ada apa tho? Riwil. Ribut-ribut terus!"
Keponakan (K) : "Huhuhu. Iya nih.. Dy cerita tentang cewek yg dy taksirrr!! Sebelll!!!"
O : "Siapa yg cerita? Gebetanmu?"
K : "Ho'oh.."
O : "Hmmm.. Pathetic. Just like your status"
K : "Yup.. Pathetic, yaaa. Hiks. T_T"
O : "Haha.. Kasian banget.. "
K : "Gak papa kok, Mas. Calm.. Hehehe"
O : "Oh, sudah kalem berarti.."
K : "Iah. Sekarang aq lagi gak pengin maen-maen sama cowok kok.. Hehehe.."
O : "NAH!! Berarti cowok itu buat dimaenin?!?"
K : "Nggggg, gak juga.. MAASS?!?! WHY DO YOU MAKE THIS HARD FOR ME TO FACE?!"
O : "Why me?"
K : "Iya!! Mas yang ungkit-ungkit!!!"
O : (ngakak dalam hati) "Dear.. Tadi siapa hayo yang bilang, 'calm'..?"
K : "I said calm, but I didn't really do that.."
O : "Hoooo... Why do gurls always think some negative things?"
K : (upset) "Hah? Like?"
O : "Hmmm, like. . . . you?"
K : "Me?"
O : "Yeah.. Something like 'I'm pathetic, I'm ugly, I'm fat!!'"
K : "NO!!! I SAID I'M PATHETIC, BUT I NEVER SAID UGLY NEITHER FAT.."
O : "Well, we just said 'like'. Just forget those 2.."
K : "Ummm, oke..."
O : "Are you ok?"
K : "I'm okay. Don't worry.."
O : " Oke.. Nah. Why?!"
K : "Why what, mas?!" (mulai hilang kesadaran)
O : "Scroll up and find my 2nd 'why'!!"
K : "Mmmmm.. Why we (gurls) always think that ways?"
O : "Yeah."
K : (mikir lama gitu) THIS IS WHY BOYS DON'T KNOW WHAT GIRLS WANT!
BOYS NEVER UNDERSTAND GIRLS!! (or sumthing like that, saya lupa hehehe)
O : "Wew.. That's weird.."
K : "B'COZ WE GURLS DON'T EVEN KNOW WHAT WE ACTUALLY WANT! :P"
O : "Wheww.. That's even weirder!!!"
K : "Hahaha!! Dasar cowokk.. You ARE boy!! You never know me, Mas..."
O : (ngakakk) "Sorry, I ain't a boy, dear.."
K : "Muahaha.. So?!"
O : "I'm a gentleman.. Super-gentleman.."
K : "MUAHAHAHAHA!! *muntah-muntah* That's even... Ya ya ya.."
Kemudian, dia dimarahi papa-nya karena ketawan chatting malem-malem (bukannya belajar) dan off. Hahaha.. That's really fun..
Oia.. Saya tadi bilang, pernah membahas hal yang sama dengan kekasih saya. Hmmm, sekalian aja yah saya taruh transkrip obrolan saya tentang 'wanita'. Obrolan penting itu kami lakukan setelah kami diberi cobaan pertengkaran. So here goes, to the point :
Saya (O) : "Why do gurls always think some negative things?"
Dia (D) : "Seperti . . .? Yg kayak gimana?
O : "Seperti kamu tadi.. Bilang, 'I'm wrong, lah.. I'm ugly, lah.. I'm stupid, lah.."
D : (tertawa manis) "Itu karena mungkin si cewek pengin cowoknya mengungkapkan hal sebaliknya.."
O : "Justru masalahnya di sana.. Saat cowok ngomongin hal yang dikira bakal nyenengin, cewek malah marah.."
D : "Lha, jelas lah.. Cewek itu musti 'disentuh' dengan seni. (tertawa) Gabungan antara kejujuran plus sedikit gombal.."
O : "Masak? Kok ada cewek yang digituin malah ngambek? Jual mahal gitu.." (maksud saya pgn menyindir dia)
D : "Hmmmm... Berarti cuekin aja. Lama-lama juga capek sendiri..." (tersenyum penuh arti)
O : (waktu itu saya mikir dia sedang menguji saya) "That's even.. Lebih parah..."
D : "Maksudnya?!"
O : "Aku ini tipe yang cuek. Nah. Cowok yang nyuekin ceweknya gitu, pasti dikatain 'kamu gak peka!! gak sensitip!!'
D : (tertawa ngakak) "You must learning how to communicate with girls, Honey!!"
Lantas dia memberi tau saya r a h a s i a . . .
D : "Honey.. Girls won't talk what they want. You must find by yourself..."
O : "Ok.. Trus?"
D : "Banyak cewek yang berharga-diri sangat tinggi, sehingga merasa jatuh saat dia menginginkan sesuatu. Well, tapi bahkan cewek yg paling pemalu punya cara tersendiri untuk mengungkapkan selain lewat kata-kata kiasan."
O : Dan itu adalah . . .
D : "Rahasia!!!" (ngakak kenceng)
O : *sigh*
D : "Ini beneran rahasia.. Karena setiap cewek punya caranya tersendiri. Gak ada rumusnya.."
O : " . . . . . . . "
Well...
This is why I never understand gurls. Nah, for you gurls, tell me your secrets..
Please..
-ova-
Ketika saya ingin minum es atau sesuatu yang dingin, saya membuka kulkas. Ketika saya ingin mengabari sesuatu kepada kerabat, saya membuka SMS. Ketika saya ingin mengetahui berita sepanjang hari ini, saya menyalakan televisi. Ketika saya ingin mencari sesuatu yang saya belum mengerti, saya membuka internet. Ketika saya sedang boring, saya memainkan game di PS2. Ketika saya ingin pergi ke tempat yang agak jauh, saya memakai motor.. Teknologi memudahkan hidup saya..
Saya kemarin chatting dengan keponakan saya yang (ngakunya) manis. Seorang gadis berumur 16 tahun yang duduk di kelas 3 SMA (atau SMU, atau SLTA yah?). Dia sedang minta diajarkan tentang filter median di Photoshop dan sedikit tentang Motion Tween-nya Flash..
Saya sedikit 'terganggu' dengan obrolan, yang kira-kira seperti ini :
Saya (O): Enak ya, jaman sekarang
Keponakan (K): Kenapa, mas?
O : "Anak SMA jaman sekarang dah diajari PS dan Flash.'
K : "Hohoho.. Emang enakk."
O : ". . ."
K : "Apalagi CPU-nya canggih, monitor LCD. Kelasnya b
er-AC"
Saya membayangkan jaman SMA --yang sebenarnya bukan SMA formal. Saya belajar di Pondok Pesantren semi-modern yang kurikulumnya setaraf SMA. Waktu itu, boro-boro megang Photoshop, megang komputer-nya aja udah susah. Antri dan dikasi waktu yang tidak cukup lama.. Belum lagi komputernya yang entah Pentium 1 atau malah tidak ber-prosesor..
K : "Mas?"
O : (kaget) "Oi?! Makanya yang rajin latihannya.."
K : "Maless ee.. kapasitas otakku gak nyampekk.."
O : "Halah.. Mas wae belajar Flash pas kuliah.. Sekarang kamu enak lho..."
K : "Ho ho ho.. I'm way above you.." (mulai ngeselin)
O : "Ya ya ya.. Bagus itu.."
K : "Saiki ajari maneh..."
Setelah seumuran saya, saya pikir dia nanti akan melebihi saya. Saya pikir, nanti hidup dia lebih mudah dengan teknologi yang makin berkembang. Nanti mungkin akan ada robot-robot yang menyapu halaman rumah kita. Mungkin akan ada mobil yang tidak perlu bahan bakar. Mungkin akan ada kumpulan buku bacaan seukuran cincin. Mungkin akan ada teleportasi atau baju tembus pandang. Teknologi dikembangkan untuk memudahkan manusia..
Namun, saya suka lupa dengan anugerah Allah yang berbentuk teknologi ini. Kemaren, ketika listrik mati sebentar, saya lantas mengumpat-umpat. Ketika HP ngadat, saya suka mencaci-maki. Ketika koneksi error, saya memukul-mukul connector LAN. Bahkan, ketika jagoan saya mati, stick PS2 pun saya banting. Betapa teknologi telah jadi bagian hidup saya.
Saya jarang sekali memikirkan di jaman dahulu kala. Di jaman Nabi, ketika belum ada listrik. Saya lupa bersyukur karena dilahirkan di jaman penuh teknologi sekarang ini. Bagaimana mereka membikin es yang sedap di teriknya panas? Bagaimana mereka menyampaikan suatu kabar? Bagaimana mereka tahu tentang kejadian-kejadian yang lagi hangat diperbincangkan? Bagaimana mereka mencari tahu apa yang belum mereka ketahui? Bagaimana mereka mendapatkan hiburan? Dan bagaimana mereka melakukan perjalanan, jauh ataupun dekat...? Amboii, betapa sulitnya..
K : "Mas... mas... Gimana sih?!?"
O : "Eh oh?!?"
K : "Minta diajarin kok malah diemm?!? =_="
O : " . . . . "
Makin tahun. Suasana puasa saya rasa makin tidak 'homy'. Saya sudah sering melupakan masa-masa betapa indahnya menunggu buka, bercengkrama di malam hari atau sahur bersama keluarga.
Saya dulu ingat, bersama-sama dengan beberapa kawan (DON'T TRY THIS AT HIM, KIDS!!) merakit mercon. Di sore hari, pekerjaan mengasyikkan untuk membunuh waktu-waktu lapar. Dengan kertas-kertas bekas, lem dan obat mercon khas berwarna abu-abu. Kemudian, menguji hasil karya di kebun belakang sekolah atau di alun-alun kota.
Bukan!! Bukan merconnya yang saya ingat. Tapi kebersamaan saat bekerja itu. Ungkapan saling mencomooh "aaah, mercon milik kamu cupu,", tertawa ngakak saat menutup telinga rapat-rapat namun mercon-nya ngobos, dan adrenalin terpacu saat dikejar-kejar orang yang merasa terganggu. Ha ha ha. Saya baru sadar saat dewasa, ternyata mercon itu sangat mengganggu. DARRRRR!!! Dan saya langsung mengumpat, "Anaknya siapa itu kurang ajar?!?!". Well, saya yakin, mungkin itu juga yang ada di pikiran orang-orang yang terganggu karena ledakan mercon kami.
Setengah jam sebelum buka puasa, kami berkeliling hunting jajanan dan minuman segar. Jalan-jalan menjelajahi kota dan menikmati keramaian orang-orang yang kelaparan. Setelah es degan dan beberapa kue didapat, kami pulang ke rumah. Menyalakan radio yang akan mengumandangkan sirine atau adzan tanda maghrib, kemudian menyeruput es bersama-sama dan mendesah alhamdulillah. Nikmat sekali..
Beberapa jam setelah tarawih, kami mengumpulkan bambu-bambu dengan berbagai ukuran untuk memainkan musik perkusi. Kadang ada yang menyumbang ember. Ada pula yang meminjamkan gerobak untuk kami bawa keliling kampung, mengumandangkan senandung 'Sahuuur sahuuuur' dengan penuh semangat. Atau 'sholawatan' yang kami hapalkan bareng-bareng. Atau hanya sekedar memukuli bambu-bambu yang di sini terkenal dengan istilah 'thong-thong-klek'.
Saat sahur, kami pulang ke rumah masing-masing dan duduk manis di meja makan sambil menceritakan apa yang tadi kami lakukan seharian. Membanggakan puasa saya belum pernah bolong, dan mencemooh kakak perempuan saya yang tidak puasa. Di televisi, ada acara kuis yang memberikan pertanyaan cukup bermutu seperti 'sebutkan huruf hijaiyah yang termasuk sebagai huruf-huruf al-qomariyah' lantas kakak-kakak saya ribut karena telepon mereka tidak diangkat pembawa acara kuis. Hangat dan menyenangkan...
Saya merindukan suasana itu.
Sekarang. Sejak handphone, internet dan PS2 merajalela. Di pagi hari, saya lebih banyak tidur. Setelah mengaji, kemudian saya terhubung ke internet dan bersenang-senang dengan dunia sendiri. Setelah Ashar, saya asyik dengan PS untuk menunggu waktu berbuka. Setelah tarawih, saya kembali di komputer saya untuk bekerja. Kami sudah lupa dengan kebersamaan, dan hanya sempat bertemu ketika tarawih. Atau sesekali buka bersama, yang itupun masing-masing masih disambi chatting dengan entah siapa. Tinggal latihan band yang masih penuh dengan kehangatan dan cemoohan akrab. Untunglah..
Yang paling menyakitkan adalah ketika sahur, di mana acara-acara televisi menjadi penurun selera makan. Saya memang tertawa melihat mereka, pelawak-pelawak televisi, namun kelucuan mereka bukan di lawakan mereka. Yang saya tertawakan adalah lawakan mereka yang tidak lucu lagi. Yang saya tertawakan adalah diri saya sendiri yang kok ya menonton acara minus mutu itu. Dan kuis-kuisnya, masya allah, mantap sekali. Pertanyaannya sangatlah menantang, seperti 'Siapakah penyanyi lagu Pintu Surga?' - 'A. Gigi B. Mulut C. Mata'. Ck ck ck.. Saya mikir, penulis pertanyaannya itu mungkin merasa penonton-penonton Indonesia itu bodoh semua. Mereka mungkin takut, jika nanti tidak ada yang berani menjawab kuis yang pertanyaannya 'Siapakah nama Ayahanda Rasulullah SAW?'
Duh.. Saya jadi ngelantur ke mana-mana.
Apapun itu, selamat berpuasa semuanya..
-ova-