25 September 2008

Tutorial : Parampaa Smileys

Karena ada banyak permintaan, bagaimana cara saya membuat smiley Parampaa. So inilah dia!! Oia, saya mengansumsikan, kamu udah bisa bikin shape-shape di Photoshop dan menguasai basic tools-nya.. (Maap, untuk yang baru belajar PS-- tutorialnya nanti yahh..)

(for Advance Photoshoppers)

1. Bikin dokumen baru. Bikin buletan ukuran mungil, (punya saya 40 x 40 px). Zoom in biar bisa lebih jelas detailnya. Kita bikin kepala, dan sedikit badan. Trus bikin shading di sana-sini.. (Tools used : ellipse tool, pencil, gradient tool)

2. Sebentar, SEBENTAR!! Mau bikin ekspresi kayak gimana?! Kita bikin yang mudah dulu yah: mengerjap-ngerjapkan mata. Bikin parts yg ada di wajah (mata, alis, mulut, idung dsb), masing-masing di tab Layers. Beri nama layer2 dengan nama bagian terkait. Kita liat di layers saya, ada mlotot, merem, senyum dsb dsb..




3. Anu, kalo udah jadi bagian-bagiannya -- pindah ke ImageReady.. (Shortcut Shift + Ctrl + M) Jangan khawatir, parts yang ada di layers gak ilang kok..


4. Zoom in lagi.. Cek window Animation. (Kalo ndak ada, hidupkan dari menu Window > Animation.. Siapkan workspace, dengan window layers dan animation di sekitar meja gambar.. (workspace saya ndak paten, gunakan workspace yg paling nyaman buat kamu.:-)

5. OKE!! Ini bagian yang paling fun!!! Di window Animation, duplikat frame 1 dengan mengklik icon kertas (di dekat icon tong sampah).
Perhatikan, di frame 1, mata smiley kita terbuka.

Nah, sekarang klik frame 2 (duplicated yg tadi).. Di bagian layer, visibility-nya dirubah. Layer merem visible (klik icon mata), sementara layer mlotot dimatikan.



6. SUDAH JADI!!! Sekarang di-save optimized as *.gif. Kemudian preview!! Voilaa!!


7. Bentar, bentar.. Kayaknya ada yang ganjil yah.. Smiley kita ngedip-nya kok kecepeten?!? Oke, kita revisi dikit agar lebih 'manusiawi' *halahh*. Ayo, kembali ke ImageReady!!!

8. Klik bagian 'delay time' (0 sec), kemudian pilih durasi sesuai selera. Kalo ndak ada di pilihan, klik other dan ketik input-nya. Saya ketik 2.5 sec.. Sip!! Save-optimized lagi.. Cek hasilnyaaa!!


9. Sekarang udah agak lumayan 'manusiawi'. Namun, kalo masih ndak puas.. Mari kita bermain-main lebih jauh lagi..

10. Di window Animation, Klik frame 1. Trus duplicate lagi. Kemudian, drag-n-drop frame 2 ke sebelah kanan-nya frame 3!! Sehingga frame duplicate tadi sekarang menjadi frame 3.. Rubah 'delay time'-nya (2.5sec) kembali menjadi 'no delay' (0 sec).


11. Seperti step 10, duplicate frame 2 --> frame 3. Kemudian frag-n-drop frame 3 tadi ke sebelah frame ke empat. Result akhir frames di window Animation akan menjadi selang-seling..


12. Preview!!! Dan kita telah mendapatkan 1 smiley konyol sedang mengedip-ngedip. Horee!!!

▼ Oi, lanjut...

18 September 2008

Mari Ber-plurk-an, Mari Berpelukan

Silaturahmi, atau membina suatu kedekatan dengan seseorang, adalah hal baik yang sangat dianjurkan. Mantap banget saat kita mempunyai banyak kenalan, banyak kawan --apalagi jika kemudian kenalan kita itu nantinya jadi sahabat kita. Jadi sodara kita. Atau malah *ehem ehem* jadi someone yang spesial.


Selain cara-cara tradisional, sekarang silaturahmi dapat dengan mudah kita lakukan --bahkan hanya dengan duduk-duduk saja di depan komputer yang terhubung ke internet.

Saya mengalami banyak persahabatan dengan orang-orang-nyata-di-dunia-maya lewat email, forum-forum dan blog. Beberapa orang menjadi saangat dekat, meskipun saya dan mereka sama sekali belum pernah bertatap muka. Salah satu 'mainan' yang membuat silaturahmi modern menjadi sangat menyenangkan adalah Plurk. Jeng jrenngg.. *Sound efek, hula hula pam parapam..*


Saya belum pernah merasa sedekat dan seakrab ini dengan orang-orang 'asing' yang saya temui secara random. Gimana tidak, saya tau apa yang mereka rasa kan dan apa yang mereka sedang lakukan.
Bagi yang belum tau, Plurk adalah jurnal sosial --di mana kita menuliskan kegiatan sehari-hari untuk kemudian (kegiatan kita itu) dikomentari oleh kawan-kawan kita. Kebanyakan yang ditulis di sana adalah hal-hal gak penting, bahkan sebagai ajang narsis dan berjumawa-ria. Namun, entah kenapa.. Respon --yang biasanya tidak terduga-- membuatnya sangat fun banget. Celetukan ini lah yang menciptakan keakraban.

Seperti misalnya saya meng-plurk: ova sedang makan coklat. Maka, akan ada respon-respon mengejutkan, kayak "Bagi doongg!!", "Pasti coklatnya sudah kadaluarsa!!", "Nyolong di mana, va?!" dan hal-hal semacam itu. Kadang respon-responnya ada yang nggak jelas dan ngeselin. Tapi justru di sanalah bagian yang fun!! Sumpah, ih. Saya benar-benar merasa ada yang nyeletuk di samping saya.

Yang lebih oke, karena sebagian besar kawan-kawan plurker saya adalah bloger --saya selalu menyempatkan membaca tulisan-tulisan di blog mereka. Mereka itu ada yang desainer, ada wanita karir, ada pengangguran, ada ibu rumah tangga dan macem-macem. Beberapa dari mereka jadi inspirasi saya untuk lebih semangat menulis. Siapa aja? Cek di blogroll di samping kanan halaman ini.

Efek negatif dari bermain plurk adalah sangat adiktif, sehingga --bagi yang tidak sadar, bisa meninggalkan aktivitas yang lain. Namun efek positifnya, olala, seperti yang saya bilang tadi --silaturahmi dan jalinan hubungan di mana saya menjadi sangat dekat dengan orang-orang yang belum pernah saya kenal.

Dan itu sangat positif buat saya..

▼ Oi, lanjut...

17 September 2008

Misteri Saat Sujud

Sejak tiga hari kemaren, saya merasakan kejanggalan dalam kehidupan saya. BUKAN!! Bukan yang tiba-tiba saya berubah menjadi wanita gitu. Ini lebih aneh. Dan agak-agak berbau gaib.. 

Begini. Setiap saya sholat, ada hal yang cukup mengganggu. Awalnya sih aman-aman saja. Baca fatihah dan surat oke. Rukuk juga beres. Nah, ketika sujud inilah saya merasakan ada yang bergetar. Saya yakin itu bukan mlekat, karena cuma hidung saya yang bergeta --bukan seluruh kamar. Dan saya pun bersin!! Satu kali, dua kali, tiga kali. Sampai salam, saya terus-terusan bersin --hingga tubuh lemas dan mata ini meleleh perih. Oh.. Kok jadi jijay gini yah?!.

Oke. Hal pertama yang saya inspeksi adalah tubuh saya sendiri. Apakah saya kena flu? Demam? Saya yakin nggak, karena darah saya O (yeahh, O for Ova) jadi ketahanan fisik saya cukup oke. Lagian saya gak jajan es di pinggir jalan, ini kan puasa. Kemudian, saya pun mencurigai sajadah. Dia pasti pelaku utama, karena ketika sujud --hidung saya menempel di sana. 

Tapi sajadah itu adalah sajadah baru, bukan yang sudah bulukan tiga tahun nggak dicuci kayak punya si Darkum (well, whoever lah .. I just throw a random name). Wong ini adalah sajadah yang saya beli di pertokoan depan Masjidil Haram waktu umrah kemaren *jumawa dikit* Masak membawa virus bersin!? Kata Luna Maya, "Ya, nggak mungkin lahhh!!!"

Oke.. Lantas apa?!

Misteri itu terpecahkan saat saya bangun jam sepuluhan karena kepanasan (wow keren, kalimatnya ber-rima.. *Duh, gak fokus..*). Saya raih handphone untuk melihat apakah waktu berbuka masih lama, kemudian garuk-garuk rambut yang berkeringat. Masih sambil pusing-pusing akibat mimpi naik helikopter kepresidenan, saya memandang sekitar. Kemudian terpaku pada sajadah hitam favorit saya.. Saya ternganga..


Owalaaahh!!!

Kucing gemuk putih nggelesot di sajadah saya yang memang cukup empuk. Saya gak kenal dia, karena keluarga saya memang ndak punya peliharaan. Yang tampak di poto di atas itu, dia udah ganti posisi. Sebelumnya, dia menelungkup nyaman di tengah-tengah --TEPAT di tempat saya sujud. Di sebelah gorden merah adalah pintu yang terbuka dengan angin semilir lewat menyejukkan. Owalah owalahh.. 

Saya pun mengendap mendekati. Mau saya poto dari jarak lebih dekat. E eh dia bangun, saya kaget dan si kucing juga kaget!! Tapi dia gak lari. Malah ngeliatin saya dengan tatapan, "Ape lo?! Enak aja gangguin tidur gua?! Emang siape lo?!?!"

Saya mengulurkan tangan sok bersahabat. Kemudian mengelus-ngelus bagian bawah rahangnya. Saya pun kemudian mengajak bicara si kucing dengan telepati. 

Sorry, 'Cing. Bukannya saya nggak sudi kamu tidur di kamar saya. Boleh kok. Itu kasur saya lho nganggur, kamu boleh nidurin kapan aja. Saya gak bisa tidur di ranjang, karena pasti jatohh. Oia,  saya juga mikir, mungkin kamu tadi itu sembahyang --kemudian tertidur kelelahan di sajadah saya. Itu sebenarnya normal saja kok, Cing.. Normal, KALAU SAJA KAMU TIDAK ndeprok di tempat saya sujud!! Saya ngeri membayangkan pantat kamu --yang entah ada kuman bakteri apa saja-- nempel di sana, kemudian setelahnya saya menciumi tempat itu. Bukankah itu berarti secara tidak langsung SAYA MENCIUM PANTAT KAMU, WAHAI KUCING!!!!! Dan itu saya yang ndak sudi!!!!

Si kucing sedang tersenyum keenakan saat iseng saya kumat tanpa bisa ditahan. Dan dari elusan lembut, saya menggusah dia dengan suara kenceng ("Hshhhyahhhh!!!!) sambil tangan saya beraksi layaknya mau mencengkeram.  Si kucing kaget dan mencelat balik kanan. Dia ketabrak pintu. Hahahahaha!!! Sokooorr!!!!

Saya menaruh sajadah di keranjang cucian kemudian kembali tidur lagi. Di senja hari, saat berbuka. Saya ketemu kucing itu di dapur, dan tanpa sebab yang jelas saya kasih dia seonggok ikan goreng. Dia menjilati ikan itu sambil melirik ganjil ke arah saya.

-

▼ Oi, lanjut...

14 September 2008

PARAMPAA™ Emoticons (UPDATED)

Bosan dengan emoticon (smileys) yang itu-itu saja (kuning bulet mungil, manis, cute) saya memutuskan untuk menciptakan sendiri emoticons dengan judul PARAMPAA™. Hahahahaha!! *gak jelas ah*

Tentu saja, karena saya masih baru belajar bikin emoticons, wajar kalo masih banyak kekurangan dan kewaguan. Koleksinya pun masih sedikit pula *sigh* Tapi kalo ada yang tertarik, dan ingin menggunakannya di blog, di plurk, di website, di messenger, di forum, ato di manapun juga --silakan saja dicomot. Gratis!! Bayarnya pake terima-kasih aja!!

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Stay tuned for more weird emoticons...

▼ Oi, lanjut...

09 September 2008

Why Do Gurls Bla Bla Bla

Again..
Saya chatting dengan keponakan saya dan menemukan hal menarik yang dulu pernah saya bahas dengan kekasih saya. Kalau dia (sang kekasih) membahas secara cukup dewasa (meskipun dengan agak ngotot), nah --si keponakan saya ini berbicara dari sudut pandang ABG umur 16 tahun. Well, dia kelas 3 SMA. Ada cowok yang tertarik? Papanya galak tapi. Khu khu khu..

Awalnya sepele, si keponakan ini ngomel-ngomel gak penting di plurk-nya: Tentang gebetan yang malah curhat ke dia soal cewek yang dia taksir. Yang klise (dan cukup familiar), cewek yang ditaksir gebetan keponakan saya itu tak-lain-tak-bukan adalah sahabatnya sendiri. (Edited: Oke ini saya agak mendramatisir..)

Sisi gelap saya yang penuh keisengan pun berniat menggodanya via Y!M. (Sial sekali, karena saya chatting menggunakan hape, jadi transkrip obrolan gak penting itu tidak bisa saya copy-paste) Jadi, buat keponakan saya yang kebetulan membaca ini, mungkin ada part yang terkesan fiktif. Muahahahaha..

Saya (O) : "Ada apa tho? Riwil. Ribut-ribut terus!"
Keponakan (K) : "Huhuhu. Iya nih.. Dy cerita tentang cewek yg dy taksirrr!! Sebelll!!!"

O : "Siapa yg cerita? Gebetanmu?"
K : "Ho'oh.."
O : "Hmmm.. Pathetic. Just like your status"
K : "Yup.. Pathetic, yaaa. Hiks. T_T"

O : "Haha.. Kasian banget.. "
K : "Gak papa kok, Mas. Calm.. Hehehe"
O : "Oh, sudah kalem berarti.."
K : "Iah. Sekarang aq lagi gak pengin maen-maen sama cowok kok.. Hehehe.."

O : "NAH!! Berarti cowok itu buat dimaenin?!?"
K : "Nggggg, gak juga.. MAASS?!?! WHY DO YOU MAKE THIS HARD FOR ME TO FACE?!"
O : "Why me?"
K : "Iya!! Mas yang ungkit-ungkit!!!"

O : (ngakak dalam hati) "Dear.. Tadi siapa hayo yang bilang, 'calm'..?"
K : "I said calm, but I didn't really do that.."
O : "Hoooo... Why do gurls always think some negative things?"
K : (upset) "Hah? Like?"

O : "Hmmm, like. . . . you?"
K : "Me?"
O : "Yeah.. Something like 'I'm pathetic, I'm ugly, I'm fat!!'"
K : "NO!!! I SAID I'M PATHETIC, BUT I NEVER SAID UGLY NEITHER FAT.."

O : "Well, we just said 'like'. Just forget those 2.."
K : "Ummm, oke..."
O : "Are you ok?"
K : "I'm okay. Don't worry.."

O : " Oke.. Nah. Why?!"
K : "Why what, mas?!" (mulai hilang kesadaran)
O : "Scroll up and find my 2nd 'why'!!"
K : "Mmmmm.. Why we (gurls) always think that ways?"

O : "Yeah."
K : (mikir lama gitu) THIS IS WHY BOYS DON'T KNOW WHAT GIRLS WANT!
BOYS NEVER UNDERSTAND GIRLS!! (or sumthing like that, saya lupa hehehe)

O : "Wew.. That's weird.."
K : "B'COZ WE GURLS DON'T EVEN KNOW WHAT WE ACTUALLY WANT! :P"

O : "Wheww.. That's even weirder!!!"
K : "Hahaha!! Dasar cowokk.. You ARE boy!! You never know me, Mas..."
O : (ngakakk) "Sorry, I ain't a boy, dear.."
K : "Muahaha.. So?!"
O : "I'm a gentleman.. Super-gentleman.."
K : "MUAHAHAHAHA!! *muntah-muntah* That's even... Ya ya ya.."

Kemudian, dia dimarahi papa-nya karena ketawan chatting malem-malem (bukannya belajar) dan off. Hahaha.. That's really fun..

Oia.. Saya tadi bilang, pernah membahas hal yang sama dengan kekasih saya. Hmmm, sekalian aja yah saya taruh transkrip obrolan saya tentang 'wanita'. Obrolan penting itu kami lakukan setelah kami diberi cobaan pertengkaran. So here goes, to the point :

Saya (O) : "Why do gurls always think some negative things?"
Dia (D) : "Seperti . . .? Yg kayak gimana?

O : "Seperti kamu tadi.. Bilang, 'I'm wrong, lah.. I'm ugly, lah.. I'm stupid, lah.."
D : (tertawa manis) "Itu karena mungkin si cewek pengin cowoknya mengungkapkan hal sebaliknya.."

O : "Justru masalahnya di sana.. Saat cowok ngomongin hal yang dikira bakal nyenengin, cewek malah marah.."
D : "Lha, jelas lah.. Cewek itu musti 'disentuh' dengan seni. (tertawa) Gabungan antara kejujuran plus sedikit gombal.."

O : "Masak? Kok ada cewek yang digituin malah ngambek? Jual mahal gitu.." (maksud saya pgn menyindir dia)
D : "Hmmmm... Berarti cuekin aja. Lama-lama juga capek sendiri..." (tersenyum penuh arti)

O : (waktu itu saya mikir dia sedang menguji saya) "That's even.. Lebih parah..."
D : "Maksudnya?!"

O : "Aku ini tipe yang cuek. Nah. Cowok yang nyuekin ceweknya gitu, pasti dikatain 'kamu gak peka!! gak sensitip!!'
D : (tertawa ngakak) "You must learning how to communicate with girls, Honey!!"

Lantas dia memberi tau saya r a h a s i a . . .

D : "Honey.. Girls won't talk what they want. You must find by yourself..."
O : "Ok.. Trus?"
D : "Banyak cewek yang berharga-diri sangat tinggi, sehingga merasa jatuh saat dia menginginkan sesuatu. Well, tapi bahkan cewek yg paling pemalu punya cara tersendiri untuk mengungkapkan selain lewat kata-kata kiasan."
O : Dan itu adalah . . .
D : "Rahasia!!!" (ngakak kenceng)
O : *sigh*
D : "Ini beneran rahasia.. Karena setiap cewek punya caranya tersendiri. Gak ada rumusnya.."
O : " . . . . . . . "

Well...
This is why I never understand gurls. Nah, for you gurls, tell me your secrets..
Please..

-ova-

▼ Oi, lanjut...

08 September 2008

Tentang Teknologi

Ketika saya ingin minum es atau sesuatu yang dingin, saya membuka kulkas. Ketika saya ingin mengabari sesuatu kepada kerabat, saya membuka SMS. Ketika saya ingin mengetahui berita sepanjang hari ini, saya menyalakan televisi. Ketika saya ingin mencari sesuatu yang saya belum mengerti, saya membuka internet. Ketika saya sedang boring, saya memainkan game di PS2. Ketika saya ingin pergi ke tempat yang agak jauh, saya memakai motor.. Teknologi memudahkan hidup saya..

Saya kemarin chatting dengan keponakan saya yang (ngakunya) manis. Seorang gadis berumur 16 tahun yang duduk di kelas 3 SMA (atau SMU, atau SLTA yah?). Dia sedang minta diajarkan tentang filter median di Photoshop dan sedikit tentang Motion Tween-nya Flash..

Saya sedikit 'terganggu' dengan obrolan, yang kira-kira seperti ini :

Saya (O): Enak ya, jaman sekarang
Keponakan (K): Kenapa, mas?

O : "Anak SMA jaman sekarang dah diajari PS dan Flash.'
K : "Hohoho.. Emang enakk."
O : ". . ."
K : "Apalagi CPU-nya canggih, monitor LCD. Kelasnya b
er-AC"

Saya membayangkan jaman SMA --yang sebenarnya bukan SMA formal. Saya belajar di Pondok Pesantren semi-modern yang kurikulumnya setaraf SMA. Waktu itu, boro-boro megang Photoshop, megang komputer-nya aja udah susah. Antri dan dikasi waktu yang tidak cukup lama.. Belum lagi komputernya yang entah Pentium 1 atau malah tidak ber-prosesor..

K : "Mas?"
O : (kaget) "Oi?! Makanya yang rajin latihannya.."
K : "Maless ee.. kapasitas otakku gak nyampekk.."
O : "Halah.. Mas wae belajar Flash pas kuliah.. Sekarang kamu enak lho..."
K : "Ho ho ho.. I'm way above you.." (mulai ngeselin)
O : "Ya ya ya.. Bagus itu.."
K : "Saiki ajari maneh..."

Setelah seumuran saya, saya pikir dia nanti akan melebihi saya. Saya pikir, nanti hidup dia lebih mudah dengan teknologi yang makin berkembang. Nanti mungkin akan ada robot-robot yang menyapu halaman rumah kita. Mungkin akan ada mobil yang tidak perlu bahan bakar. Mungkin akan ada kumpulan buku bacaan seukuran cincin. Mungkin akan ada teleportasi atau baju tembus pandang. Teknologi dikembangkan untuk memudahkan manusia..

Namun, saya suka lupa dengan anugerah Allah yang berbentuk teknologi ini. Kemaren, ketika listrik mati sebentar, saya lantas mengumpat-umpat. Ketika HP ngadat, saya suka mencaci-maki. Ketika koneksi error, saya memukul-mukul connector LAN. Bahkan, ketika jagoan saya mati, stick PS2 pun saya banting. Betapa teknologi telah jadi bagian hidup saya.

Saya jarang sekali memikirkan di jaman dahulu kala. Di jaman Nabi, ketika belum ada listrik. Saya lupa bersyukur karena dilahirkan di jaman penuh teknologi sekarang ini. Bagaimana mereka membikin es yang sedap di teriknya panas? Bagaimana mereka menyampaikan suatu kabar? Bagaimana mereka tahu tentang kejadian-kejadian yang lagi hangat diperbincangkan? Bagaimana mereka mencari tahu apa yang belum mereka ketahui? Bagaimana mereka mendapatkan hiburan? Dan bagaimana mereka melakukan perjalanan, jauh ataupun dekat...? Amboii, betapa sulitnya..

K : "Mas... mas... Gimana sih?!?"
O : "Eh oh?!?"
K : "Minta diajarin kok malah diemm?!? =_="
O : " . . . . "

▼ Oi, lanjut...

05 September 2008

Puasa Tahun Ini

Makin tahun. Suasana puasa saya rasa makin tidak 'homy'. Saya sudah sering melupakan masa-masa betapa indahnya menunggu buka, bercengkrama di malam hari atau sahur bersama keluarga.

Saya dulu ingat, bersama-sama dengan beberapa kawan (DON'T TRY THIS AT HIM, KIDS!!) merakit mercon. Di sore hari, pekerjaan mengasyikkan untuk membunuh waktu-waktu lapar. Dengan kertas-kertas bekas, lem dan obat mercon khas berwarna abu-abu. Kemudian, menguji hasil karya di kebun belakang sekolah atau di alun-alun kota.

Bukan!! Bukan merconnya yang saya ingat. Tapi kebersamaan saat bekerja itu. Ungkapan saling mencomooh "aaah, mercon milik kamu cupu,", tertawa ngakak saat menutup telinga rapat-rapat namun mercon-nya ngobos, dan adrenalin terpacu saat dikejar-kejar orang yang merasa terganggu. Ha ha ha. Saya baru sadar saat dewasa, ternyata mercon itu sangat mengganggu. DARRRRR!!! Dan saya langsung mengumpat, "Anaknya siapa itu kurang ajar?!?!". Well, saya yakin, mungkin itu juga yang ada di pikiran orang-orang yang terganggu karena ledakan mercon kami.

Setengah jam sebelum buka puasa, kami berkeliling hunting jajanan dan minuman segar. Jalan-jalan menjelajahi kota dan menikmati keramaian orang-orang yang kelaparan. Setelah es degan dan beberapa kue didapat, kami pulang ke rumah. Menyalakan radio yang akan mengumandangkan sirine atau adzan tanda maghrib, kemudian menyeruput es bersama-sama dan mendesah alhamdulillah. Nikmat sekali..

Beberapa jam setelah tarawih, kami mengumpulkan bambu-bambu dengan berbagai ukuran untuk memainkan musik perkusi. Kadang ada yang menyumbang ember. Ada pula yang meminjamkan gerobak untuk kami bawa keliling kampung, mengumandangkan senandung 'Sahuuur sahuuuur' dengan penuh semangat. Atau 'sholawatan' yang kami hapalkan bareng-bareng. Atau hanya sekedar memukuli bambu-bambu yang di sini terkenal dengan istilah 'thong-thong-klek'.

Saat sahur, kami pulang ke rumah masing-masing dan duduk manis di meja makan sambil menceritakan apa yang tadi kami lakukan seharian. Membanggakan puasa saya belum pernah bolong, dan mencemooh kakak perempuan saya yang tidak puasa. Di televisi, ada acara kuis yang memberikan pertanyaan cukup bermutu seperti 'sebutkan huruf hijaiyah yang termasuk sebagai huruf-huruf al-qomariyah' lantas kakak-kakak saya ribut karena telepon mereka tidak diangkat pembawa acara kuis. Hangat dan menyenangkan...

Saya merindukan suasana itu.

Sekarang. Sejak handphone, internet dan PS2 merajalela. Di pagi hari, saya lebih banyak tidur. Setelah mengaji, kemudian saya terhubung ke internet dan bersenang-senang dengan dunia sendiri. Setelah Ashar, saya asyik dengan PS untuk menunggu waktu berbuka. Setelah tarawih, saya kembali di komputer saya untuk bekerja. Kami sudah lupa dengan kebersamaan, dan hanya sempat bertemu ketika tarawih. Atau sesekali buka bersama, yang itupun masing-masing masih disambi chatting dengan entah siapa. Tinggal latihan band yang masih penuh dengan kehangatan dan cemoohan akrab. Untunglah..

Yang paling menyakitkan adalah ketika sahur, di mana acara-acara televisi menjadi penurun selera makan. Saya memang tertawa melihat mereka, pelawak-pelawak televisi, namun kelucuan mereka bukan di lawakan mereka. Yang saya tertawakan adalah lawakan mereka yang tidak lucu lagi. Yang saya tertawakan adalah diri saya sendiri yang kok ya menonton acara minus mutu itu. Dan kuis-kuisnya, masya allah, mantap sekali. Pertanyaannya sangatlah menantang, seperti 'Siapakah penyanyi lagu Pintu Surga?' - 'A. Gigi B. Mulut C. Mata'. Ck ck ck.. Saya mikir, penulis pertanyaannya itu mungkin merasa penonton-penonton Indonesia itu bodoh semua. Mereka mungkin takut, jika nanti tidak ada yang berani menjawab kuis yang pertanyaannya 'Siapakah nama Ayahanda Rasulullah SAW?'

Duh.. Saya jadi ngelantur ke mana-mana.
Apapun itu, selamat berpuasa semuanya..

-ova-

▼ Oi, lanjut...