01 Juni 2008

The Real Fear Factor

Oh my god.. Barusan saya benar-benar berasa ikut dalam Fear Factor. Cuma, yang ini gak ada hadiahnya --apalagi cewek-cewek seksi. Hehehehe. Ceritanya gini..

Sehabis shubuh, saya biasa kelaparan dan jalan-jalan pagi keluar bersama sodara saya, Kumeng. Kami biasa makan di Mbah Ban, nenek penjual nasi pecel legendaris di kota saya. Begitu nyampe, langsung saja saya mencomot bakwan sementara Mbah-nya meracik pecel buat kami berdua.

Sambil mengobrol masalah yang seru (seperti kenapa Luna Maya gak mau kawin sama saya atau kenapa matahari panas) kami santap sarapan dini itu dengan lahap. O la la. Tanpa terasa, 3 buah bakwan sudah masuk ke perut saya. Saya pun terus menyantap pecel dengan brutal, sementara Mbah Ban bikin teh anget sambil bercerita tentang pagelaran Kethoprak entah apa.

Hmmm... Ketika tinggal beberapa suap lagi, mata saya melotot dan saya tiba-tiba menjadi gemetaran..

Di pojokan piring dekat kecambah taoge dan bumbu kacang, ada sesuatu yang meringkuk aneh. Gemuk, basah dan menonjol.. U-L-A-T!!! Saya speechless, kemudian menelan ludah..

ADA ULAT DI PIRING SAYA!!!!!!!

"Klontang!" serta merta saya menutup sendok, kemudian cepat-cepat meneguk teh anget di samping saya. Saya pandangi lagi piring itu, berharap tadi adalah halusinasi saya --dan bahwa tadi itu cuma tauge biasa.

Ulat hongkong itu masih tergeletak di sana, seakan meledek saya. (Bagi yang ingin melihat bagaimana sosoknya, cek di sini : ulat hongkong)

Membayangkan jangan-jangan ada saudara ulat yang ikut terkunyah bersama nasi, saya meneguk lagi teh anget itu. Kumeng merasa heran, karena saya menyisakan nasi. Biasanya saya selalu menghabiskan makanan sampai tidak ada sebutir pun nasi di piring. Saya cuma tersenyum kecut. Warung itu cukup ramai, dan saya tidak tega untuk menunjukkan ulat sial itu kepada Mbah Ban. Bisa-bisa, seluruh pembeli yang makan di sana pada kaburr.

Begitu selesai, saya cepat-cepat membayar kemudian berjalan pulang.

"Kok nggak habis? Sudah kenyang ya tadi?" tanya Kumeng.

Begitu saya pikir suara saya gak mungkin didengar Mbah Ban, saya bilang tentang mahluk asing yang terbawa pecel saya itu. Kumeng langsung ngakak, sementara saya menjerit dalam hati.





Oke. Saya tidak berniat mencemarkan nama baik Mbah Ban. Cukuplah ini cuma terjadi pada diri saya saja. Banyak sih yang mengatakan, ulat di nasi atau di sayuran itu biasa. Nyelip gitu di daunnya.. Tapi bagi saya tetep saja mengerikan!! Ulat adalah hewan yang saya benci setelah kecoak..

Huhuhuhuhu...
-ova-

1 komentar:

Masova mengatakan...

Ohhh... Tidakk!! Mimpi apa aku semalam!?!