27 Juni 2008

Kenapa Lagu Gaby 'Menarik' Kita?

Apakah kutukan gadis patah hati itu benar?! Apakah lagu itu mengandung unsur mistis yang diciptakan karena bisikan setan? Apakah Luna Maya suka sama saya? Loh?!?!

Oke. Bagi siapapun yang gak tau tentang desas-desus Lagu Gaby, klik ini..

Pertama kali denger lagu berjudul 'Jauh' (judul lainnya adalah 'Tinggal Kenangan', 'Kau Pergi' dan 'Lagu Kuntilanak') dengan format 3gp saya ngerasa familiar dengan nada dan irama-nya. Oh, kenapa ini? Apakah saya dikutuk?!?

Saya beneran merasa kalau saya pernah mendengar lagu ini entah di mana.. Setelah saya coba bertapa dan puasa mandi tiga hari (oke, hiperbola), akhirnya saya mendapat pencerahan..

Saya kulik lagu itu dengan piano, dan benar saja --chords yang dipakai sangat familiar : D - A - Bm - F#m - G - D - G - A. Saya gerakkan jari-jari saya untuk memainkan sedikit arpeggio, dan muncullah 1 judul : Canon!!!

Lagu Gaby (atau Geby atau Egy atau siapa lahh) itu menggunakan progresi chord yang sama persis dengan komposisi berjudul Canon in D Major gubahan Johann Pachelbel. Canon (in C Major) saya pelajari dulu saat saya masih berantakan dalam memainkan piano. Well, actually.. sekarang pun masih berantakan. Hehehe..

Oke. Bagi yang belum tau Canon in D, check this. Dengerin intronya, dan bersenandunglah "Pernaah aaada... Raasaaa cintaaa... " What do you think?!

Komposisi ini cukup melegenda dan punya banyak versi. Versi rock, versi orkestra, versi acapella dsb dsb. Search ajah di youtube. Dan kalau saya gak salah, Ariel Peterpan juga menggunakan chord yang sama (memakai C major) untuk lagu 'Antara Aku dan Dia' (album pertama kalo gak salah.. yang lagunya kayak lagu anak-anak jaman dulu itu). Samsons juga memakainya di 'Kenangan Terindah'. Dan bahkan Trio Macan di lagu 'SMS'. Musicians, correct me if I wrong.

Itulah sebabnya kenapa lagu Gaby bikin kita stuck dengan iramanya yang 'bersahabat'. Di memori kita terdapat 'Canon' yang sudah tertanam sejak kita kecil, mungkin masuk menelusup tanpa sengaja sepotong demi sepotong (oke, bahasa saya jijay abiss). Nah, saat lagu Gaby diputar, kepingan ini muncul lagi --dan kita pun langsung cepat akrab.

Jadi.. Kutukan kah? Like hell I believe that!!!! Hahahag..
-ova-

▼ Oi, lanjut...

21 Juni 2008

Efek Rumah Kaca


Apakah persamaan Efek Rumah Kaca (ERK) dan MUSE?
Dua-duanya adalah band dengan 3 orang personel dengan lirik+musik abnormal dan awesome!!! Namun perbedaannya, saya lebih bangga dengan ERK karena mereka produk Indonesia!!!

Oke..
Saya pertama kali tahu tentang ERK dari majalah Rolling Stone Indonesia. Saya dah berniat akan mengobrak-abrik toko Kaset dan CD untuk mendapatkannya, tapi penjaga toko menggelengkan kepala. "Efek Rumah kaca? Film dokumenter, ya Mas?!" OLALA...

Kemudian Rolling Stone bulan Mei memuat artikel ERK yang menjadi the Best Rookie of the Year. Ditambah kutipan komentar dari band dahsyat Sore dan the S.I.G.I.T yang kurang lebih bilang, "Cholil itu kok bisa ya? Bikin lirik pake bahasa Indonesia, dan keren..."

Oke. Cukup sudah!! Rasa penasaran saya membumbung tinggi sehingga dengan gelap mata, saya menghubung ke internet dan donlot beberapa lagu ERK. Pembajakan!! Pembajakan!! (Maaf, mas Cholil dkk --nanti kalau saya dapet CD-nya saya PASTI beli kokk..)

Oke reviewnya..

Susah sekali untuk membenci mas-mas kalem ini

Efek Rumah Kaca adalah band indie Jakarta beranggotakan Cholil (vokal, gitar), Adrian (bass, backing vokal) dan Akbar (drum). Well, nama para personelnya aja dah akrab banget gt ya? Ketiga pria down-to-earth ini adalah orang biasa, dalam arti sebenarnya. Cholil kerja sebagai akuntan, Adrian adalah teknisi lab. fisika --dan Akbar adalah drummer yang suka ngebantu sessi musisi-musisi lain. Orang-orang yang biasa, tapi apa yang mereka tawarkan dalam ERK benar-benar luar biasa..

Secara musikalitas, aransemen lagu-lagu ERK sangat minimalis dan clean. Jauh dari bising distorsi atau solo melodi nan rumit. Hampir semua lagu dibuka dengan petikan gitar Cholil. Namun, progresi lagu-lagunya sangat unik dan (sudah saya kulik) susah sekali ditiru. Lagu Cinta Melulu yang catchy itu aja butuh berkali-kali denger baru bisa dapet chord yang ngepas --itu pun mungkin masih keliru. Hahaha. Apa saya yang tolol ya?

Lirik adalah menu utama yang disajikan ERK. Dan ini saya rasa sangat tepat dengan 'bungkus' musik yang minimalis tadi. Banyak band dengan musikalitas luar biasa, namun lirik-nya rumit. Atau, ada band yang skill-nya mantap tapi liriknya cemen. Lebih parah lagi, ada band yang udah liriknya cemen --musikalitasnya juga anjlok. Siapa tuh?! Band saya sendiri.. Hehehehe..

ERK menawarkan lirik yang lugas, dengan bahasa Indonesia yang bagus --dan terkadang romantis. Kata-kata kurang lazim seperti, 'banal', 'kosmik', 'diabetes', 'dikursilistrikkan' dan 'meretas' hilir mudik dalam lagu mereka. Jangan harap Anda menemukan lirik 'duhai sayangku!!', 'betapa aku mencintaimu', 'jangan kau pergi tinggalkan aku' atau yang semacam itu di ERK. Ke-muak-an saya (dan beberapa orang) ternyata direalisasikan ERK!!

Dalam sebuah wawancara, Cholil mengatakan : "Dulu kita mengejek band-band Malaysia, macem Amy Search --dan sekarang, kita lama-lama jadi makin ikut Malaysia..."

Serangan band-band style Melayu dengan cengkok sendu dan lirik yang males-banget belakangan ini tentu menjadikan kuping kita 'panas'. Di televisi, di radio, di kios-kios CD bajakan --lagu-lagu menggelikan itu terus saja menyiksa kita. Untung saja, ERK dapat mendinginkan kita dengan lagu-lagu mereka :
  • Jalang. Lagu dengan intro aneh, suara senandung berbau timur-tengah gitu. Menceritakan tentang pornoaksi / pornografi.
  • Jatuh Cinta Itu Biasa Saja. Lagu tentang cinta yang jauuuh sekali dengan mehek-mehek. Sementara lagu lain bilang, 'aku tergila-gila padamu sampai mati", lagu ini malah bilang "Jika jatuh cinta itu buta, berdua kita akan tersesat!!". Top banget!!
  • Bukan Lawan Jenis. Menceritakan tentang pasangan homo gitu. Agak-agak kurang sreg dengan tema-nya, namun salut banget, ERK mengangkat tema ini.
  • Belanja Terus Sampai Mati. Ini salah satu favorit saya! Aransemen-nya asyik dan agak beda. Dan liriknya, hohoho... kakak-kakak saya dan beberapa wanita lain pasti akan sangat tersindir. 'Atas bujukan setan, hasrat yang dijebak jaman, kita belanja terus sampai mati!!'. Saya sangat mengharap, lagu ini diputar di mall-mall atau di supermarket terdekat.
  • Insomnia. Uhhh.. Tau saja kalo saya insomnia!! Psychedelic abiss. Dengan genjrengan gitar dan vokal tinggi yang serem. Mantapp.
  • Debu-debu Beterbangan. Lagu yang sangat mungkin terinspirasi dari ayat al-Quran, al-Ashr. 'Demi masa sungguh kita tersesat, membiaskan yang haram, karena kita manusia'. Bukan! Bukan! Style lagu reliji ini nggak kayak punya Ungu atau Gigi. Keren!!
  • Di Udara. Track paling atas dalam daptar favorit saya. Tentang perjuangan alm. Munir yang tewas terbunuh. Lagu dengan verse penuh teror, namun dengan chorus yang menggugah semangat, "Tapi aku tak akan mati, tak akan berhenti!!!"
  • Efek Rumah Kaca. Beda dengan kebanyakan track lain-nya, di sini Cholil menggunakan riff gitar dengan distorsi. Lagu yang cukup menghentak, meskipun masih dengan style 'mengajak-merenung'-nya.
  • Melancholia. Lagi. Salah satu favorit saya. Intro manis, nuansa lagu yang muram dan lirik menyayat. Oh, damn!!! 'Murung itu sangat indah.. Melambatkan butir darah..' Lazimnya, kita disarankan untuk tidak terlalu larut dalam tangis sedih. Namun, lagu ini malah mengajak kita untuk menikmati kesedihan. Membiarkan kita menyelami rasa gundah sampai kita lelah. Amboi...
  • Cinta Melulu. Hit single!!! Sindiran kocak ERK atas kondisi musik Indonesia yang akhir-akhir ini sangat Melayu. 'Nada-nada yang minor, lagu perselingkuhan, atas nama pasar semuanya begitu klise.' Hahahaha!! Kombinasi lirik cerdas, irama yang catchy dan chorus yang sengaja di-melayu-melayu-kan membuat lagu ini sangat luar biasa!!!
  • Sebelah Mata. Menurut info, lagu ini adalah kisah nyata Adrian --bassis ERK yang sempet buta sebelah matanya. Saya saaaangat suka dengan lirik di chorus-nya, 'Tapi sebelah mataku yang lain menyadari, gelap adalah teman setia dari waktu waktu yang hilang' Musik dan lirik-nya sangat abnormal!!!
  • Desember. Lagu bulan ke-12 ini terletak di track 12 pula. Entah kenapa, pertama kali mendengar, saya merasakan déjà vu. Chorus, 'Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember' mengingatkan saya tentang sesuatu yang manis dan sedih. Salah satu lagu yang juga memuat lirik dahsyat, 'Seperti pelangi setia menunggu hujan reda'.
Setelah berkali-kali mendengarkan, saya lumayan bisa menemukan style ERK. Ini sangat dahsyat, karena biasanya band baru masih meraba-raba style dan konsep musik mereka. Tapi ERK ini jelas sekali: Mayoritas lagu-lagu mereka mempunyai part yang serasa 'menggantung' atau 'tertahan'. Apa sih istilahnya?! Tau kan, yang seakan-akan kita ditahan sejenak gitu di pertengahan lagu. Selain itu, lagu-lagu mereka selalu memuat lirik dan melodi yang unik, --sehingga membuat cara menyanyikannya sangat keren sekaligus susah untuk ditiru --oke, ini menurut saya. Seperti lagu 'Di Udara', yang saya berkali-kali harus mempelajari chorus-nya. Contoh lain di 'Desember'.

Overall-nya, ERK saya kasi bintang 10!!! Super-awesome!!!Tidak ada unsur jelek dari musik mereka!!!!


Gambar diambil dari www.efekrumahkaca.multiply.com
-ova-

▼ Oi, lanjut...

17 Juni 2008

10 Alasan Saya Benci Bepergian Dengan Bus

  1. Macet. Inti dari segala malapetaka
  2. Pegel-pegel karena kepanjangan kaki
  3. Jalan aspal berlubang yang brutal, hingga saya berasa sedang rodeo
  4. Panas. Yeahh!!! Sumpek para penumpang juga menambah hawa menyebalkan
  5. Polusi telinga. Pengamen asal-asalan dan ocehan pedagang asong yang annoying
  6. Salah posisi duduk dan tidur. Kegencet dan ketendang.
  7. Bengong, gak tau apa yang dilakukan selain nge-game di HP dan dengerin ERK lewat headphone
  8. Gak pernah duduk di samping cewek cantik.. Huhuhuhuh..
  9. Sopir innocent yang ngebut secara membabi-buta. Bikin jantung saya hampir meledak
  10. Teman duduk (biasanya Om-om) yang sok akrab dan nanya macem-macem gk penting
Oke.. Di atas adalah salah-sepuluh hal yang saya benci. Random, jadi bukan diurut dari yang paling ngeselin.

Bonus cerita nih.
Kemarin, saya sama mbak saya pergi ke Semarang untuk vaksinasi meningitis di kantor kesehatan imigrasi (atau yang semacam itu). Ini adalah prosedur wajib buat yang mau pergi ke luar negri, dalam hal ini saya ngurus untuk umroh.

Dulu, kartu kesehatan dan vaksinasi bisa dilakukan di daerah. Tapi entah siapa yang meng-intruksi, sehingga urusan kartu kesehatan musti dibikin di Pelabuhan Semarang.

Oke..
16 Juni 2008 senin pagi, saya (yang dengan langka bisa bangun setelah dipaksa) bersama Mbak aL saya mbecak ke terminal kemudian naik bis PO. Indonesia. Oh, damn!! Karena mungkin terburu-buru, Mbak aL langsung masuk gitu. Padahal saya lebih suka pake Patas AC (lihat poin 4).

Nah, bis Indonesia ini sesak penuh dengan penumpang. Dan saya kebagian bangku PALING BELAKANG!! Posisi yang menyedihkan, karena kalau ada geronjalan dikit kerasanya dobel. Males banget lah pokoknya.

Celakanya, di samping kanan saya ada Om-om dengan pakean dines yang sok-sok akrab dan di sebelah kiri saya ada Ibu-ibu gendong anak. Oke, si Ibu memang kalem gitu, tapi kaki si anak ini terus-terusan menendang saya. Great!!! Mana sepatu si anak gak dilepas lagi. Lebih ngeselin lagi, ada pria semi-punk (dia berdiri, gk dapet tempat duduk) yang dengan tampang tak berdosa nginjek kaki saya.

Sip lah!! Penderitaan saya berlangsung sekitar 4 jam, dan 10 daptar di atas benar-benar saya alami. Saya skip aja deh, karena itu adalah pengalaman yang malesbanget untuk dikenang.

Begitu nyampe Semarang yang pwanas, kami naik taksi menuju Gramedia untuk ketemuan dengan Abah + Ibu saya. Oia, mereka sudah duluan ada di Semarang sehabis ada acara di Solo hari sebelumnya. Setelah salaman, kami langsung meluncur ke kantor imigrasi yang terletak di pelabuhan.

Sampai di sana, kami disuntik vaksin, kemudian diberi kartu kesehatan berwarna kuning. Abis itu, kami pulang ke rumahh. Saya segera merebahkan diri di karpet (saya nggak pernah tidur di kasur) kemudian terlelap kelelahan.

Ternyata penderitaan saya belum selesai. Paginya, saya dibangunkan Ibu. "Va, Va!!!"

Dengan mata masih kelelahan, saya menggumam gak jelas.

"Ada masalah dengan kartu-mu?"

"HAH?!?!" mata saya mendadak terbuka. "Kartu apa?!"

"Kartu kesehatan vaksin yang kemarin dibikin di pelabuhan itu.."

"HAH?!?!" Ibu saya menunjukkan kartu itu.

Di sana tertulis VALIDATED UNTIL : 15 Juni 2008.

Saya langsung tertawa pasrah. Saya mengurus kartu kesehatan itu pada tanggal 16 Juni dan kartu itu kadaluarsa kemarin lusa 15 Juni!!! Males bangettttt!!

"Trus piye ini?!" tanya saya pasrah.

"Bilang sama Abah, enaknya gimana. Di-scan dulu buat bukti, trus dikirim ke sana, ato gimana gitu.."

"Oke.." Saya bangun, sholat subuh (kesiangan) kemudian berlari ke kamar Abah.

Abah sedang membaca koran pagi saat saya masuk. Trus, dengan santai Abah bilang: "Ya udah, ke Semarang aja sana sekarang!! Urus sebentar!!"

"HAHHHH?!?! Ke Semarang lagi?!"

"Iya lah.. Sama aja kalo cuma kirim bukti, kan pas photo dan fotokopi KTP-mu ada di sini... Sana, sarapan trus mandi!! Nanti kantornya keburu tutup.."

Lagi-lagi saya tertawa pasrah. Kemudian sarapan sambil bengong.

Maka.. Begitulah. Setelah mandi, bersiap-siap dan salim-salam, saya berjalan gontai ke terminal. Saya melirik arloji, jam 09:00 pagi --saat di mana saya biasanya masih tergeletak dengan damai di karpet kamar.

Di terminal, saya menunggu bis Patas ber-AC. Biar agak nyaman lah dalam perjalanan. Sialnya, sampai jam 10:00, tak ada satupun bis Patas AC yang lewat. Great!!! Maka terpaksa lah saya naik bis PO. Indonesia yang sama dengan kemarin.

Alhamdulillah.. Bis yang ini lumayan sepi. Saya bahkan duduk sendirian di bangku untuk 3 penumpang. Trus, di seberang sana ada cewek berjilbab lumayan cantik. Hohoho. Not bad lah. Sebelum bis jalan, saya SMS Dek Iva, sepupu saya yang kerja di pelabuhan untuk jemput saya di terminal.

Agar poin no 5 --polusi telinga tidak terjadi, saya sumpal telinga saya dengan MUSE. Nina bobok lah !! Dan sukses lah saya terlelap sampai hampir masuk terminal Terboyo.

Dek Iva sudah menunggu di dalem terminal. Saya turun salaman, kemudian tanpa ba-bi-bu saya bonceng dia ke pelabuhan. Apakah saya tau jalan? Ohoho.. Tentu tidak, kan saya minum Combantrin. Loh?!? Ya Dek Iva ini lah yang jadi navigator.

Sampai di kantor kesehatan (yang ternyata tidak begitu jauh) saya langsung nyelonong masuk sambil mengacungkan kartu sial itu.

"Ada apa Mas?" kata seorang petugas.

"Kartu saya bermasalah ni.."

"Lho, kenapa?!"

Saya tunjukkan kolom kadaluarsa di bagian tengah kartu itu. Si Petugas meneliti kemudian sadar. "Oh.. ya!!! Tahun-nya keliru ya, Mas.. Seharusnya 15 Juni 2010.."

Saya tertawa garing. Dan Mas Petugas membawa kartu saya ke petugas lainnya, berbisik-bisik ria dan mencoret-coret kartu saya. Kemudian setelah menyetempel di bagian tertentu dia kembali dan menyerahkan kartu saya dengan tampang tak berdosa.

"Beres, Mas!! Ini gak papa kok.. Sudah di-tanda-tangani petugas.."

Saya tersenyum manis, dan saya pandangi petugas itu. Pandangan saya itu kalo diterjemahkan kira-kira : YA!!! BAGOOSSSSS!!! GAK PAPA YA?!?! NIH MAKAN SEPATU SAYA!!! APA GAK LIYAT SAYA CAPEK-CAPEK KEPANASAN PERGI SEJAUH 100 KM DEMI KARTU SIALAN INI?!?

Tapi dengan tak berdosa, pandangan mata saya diacuhkan dan bilang : "Gak papa, Mas.. Kalau di-tip-ex atau disetip gitu malah gak boleh.. Sah kok ini.."

Saya ingin ngomong sesuatu, tapi sepupu saya yang judes itu mendahului : "Kalo dicoret-coret gitu si saya juga bisa, Pak!!! Ya Allah, jauh-jauh dari Rembang cuma buat dicoret kartunya?!"

Seorang Ibu-ibu petugas yang mendengar celetukan itu mendekati. Kayaknya dia senior gitu, dan tampangnya cukup ramah. "Ada apa tho, Mas?"

"Ini, Bu!! Ibu saya bilang kartu ini diganti yang baru, karena petugas salah tulis tanggal."

"Mas, dari mana?"

"Dari Rembang."

Ibu itu diam, memandangi saya yang berkeringat menyedihkan. "Oh, gitu.. Ya sudah, diganti aja Pak!!" katanya kepada petugas yang mencoret-coret kartu saya.

Dengan sigap, petugas itu membuatkan saya kartu baru. Saya akan puas kalau saja tulisan tangan petugas di kartu saya baru itu TIDAK ceker eyem. Memandangi kartu yang baru saya lagi-lagi tertawa pasrah.
-ova-

▼ Oi, lanjut...

04 Juni 2008

Assassin's Creed

PC saya tidak mempunyai spesifikasi yang memadai untuk memainkan Assassin's Creed, dan saya hampir saja putus harapan, saat sepupu mudik dan membawa serta PC-nya yang canggih dengan Assassin's Creed (AC) install di dalamnya. O la la, pucuk tiba ulam dicinta..

Akhirnya saya memainkan game ini!! Ahahahaha!!

Genre game stealth yang tokohnya musti mengendap-endap adalah genre favorit saya setelah RTS. Asyik sekali merasa tegang saat sembunyi, membaur dengan crowd, menginvestigasi, dan saat mau membunuh target. Game stealth terakhir yang saya mainkan adalah Splinter Cell : Double Agent.

Meskipun Splinter Cell juga dibikin oleh Ubisoft, saya jauh lebih puas dengan AC. Oh my God!! This game is trully breathtaking!!

Begitu saya bikin profil baru (profil sebelumnya dimainkan oleh sepupu saya), saya langsung stuck dalam game ini selama 6 jam lebih!! Dan besoknya, saya meneruskan main sampai.. tamat!! Iya. Tamat. Ha ha ha ha! Cepat sekali, saya selesaikan AC hanya dalam dua hari. Kok kayaknya mudah banget, Va? Ya ya. Saya kasih tau alasannya nanti..

Tokoh utama dalam AC adalah anggota Hashshashin bernama Altaïr. Sosoknya sangat cool dengan pakean dominasi putih keren penuh dengan senjata tajam. Kelompok Hashshashin (yang kemudian oleh orang Barat ditulis Assassin) adalah kelompok yang benar-benar ada, di sejarah Perang Salib tahun 1191.



Saya sempat belajar bahasa Arab, dan at-Thaa'ir ( الطائر ) seingat saya bermakna 'burung'. Memang, beberapa aktivitas Altaïr di dalam game ini layaknya aksi burung, tepatnya elang. Altaïr dapat menggunakan kemampuan The Eagle Eyes, yang dapat mengenali musuh, teman atau informan. Altaïr dapat 'menyamakan' (istilah di AC, synchronizing) memori navigasi-nya dengan elang yang terbang di atas suatu daerah sehingga dapat memantau peta daerah tersebut. Si Altaïr juga dapat melakukan Leap of Faith, atau terjun bebas untuk turun dari tempat yang tinggi. Selain itu, darah sebagai bukti target sudah dihabisi juga dioleskan di bulu burung elang.

Grafiknya is-ti-me-wa!!! Sangat memuaskan! Kota, bangunan, scenes dan pemandangan terlihat sangat indah. Detail susunan keramik, patahan balok kayu atau gesture orang-orang sangat dahsyat! Arsitektur kota di Jerusalem dan Damascus benar-benar membuat saya mengatakan "Sh*t!!". Cantik banget, swear! Belum lagi efek lighting-nya yang dinamis. Saat ada awan, kota gelap seakan mendung. Kalau matahari sedangn terik, layar terlihat silau dan saya musti menyipitkan mata. Dan world yang bisa dijelajahi saaaaangat besar!! 3 jam gak akan cukup untuk menelusuri seluruh kota di game ini.

Hmmm.. Kayaknya dah mau maghrib nih..

Gameplay-nya menawan. Tidak seperti game² stealth lain yang kalau ketahuan musuh maka trus dikejar dan ditembak mati. Game over, restart!!! Di AC, kalau kita ketahuan, kita bisa lari dan loncat-loncat ke atas atap untuk menghindari kejaran tentara. Asyiknya, kalau kita sudah cukup jauh dengan para tentara (yang masih mengejar) --kita bisa sembunyi di tumpukan jerami; atau membaur diantara para rohaniawan (si Altaïr pura-pura berdoa gitu) yang sedang melakukan ritual keliling; atau yang paling sering saya lakukan yaitu duduk tenang di kursi nge-blend dengan penduduk awam. Begitu para tentara dah kecolongan, kita bisa melanjutkan lagi aksi kita.

Wag ada penjaga!! Pura-pura komat-kamit ahh..

Misi kita adalah membunuh 9 target, atau para gamer bilang para 'raja' ato boss. Sebelum Altaïr bisa mendekati target, Altaïr musti melakukan investigasi dan mengumpulkan informasi tentang sang target. Misi-misi investigasi itu antara lain: nyopet informasi dari orang-orang terkait, interogasi, nguping omongan orang dan melakukan 'tantangan' (bunuh pemanah, ngancurin warung) yang diajukan assassin lain untuk ditukar dengan informasi. Sayangnya, misi yang itu-itu saja ADA di setiap level hingga lumayan bikin boring. Ada juga misi optional yang nanti cukup berguna, seperti menghabisi tentara yang mengganggu wanita di sudut kota. Begitu si wanita dah kita selamatkan (Nggak!! Kita nggak akan dipeluk atau dicium!!), bapak-bapak kerabat wanita itu datang dan siap membantu kita. Nah, kalo Altaïr dikejar tentara dan kebetulan lewat tempat yg sama, bapak-bapak yang kayak preman itu akan menghalang-halangi tentara yang mau nangkep.

Beberapa misi mengharuskan kita menyusuri distrik di suatu kota, dan keren-nya setiap gerakan Altaïr direspon secara alamiah oleh para penduduk sekitar. Misalnya si Altaïr manjat rumah, maka orang di dekatnya akan menoleh ke arahnya dan bilang "What's he doing?!" atau hal semacam itu. Kalau Altaïr menerobos kerumunan, badan Altaïr akan miring gitu dan orang-orang akan menghindar. Kalau kita mbacok tentara, penduduk itu akan teriak dan lari ketakutan.

Minggir, Om! Gua mau lewat!!

Begitu investigasi kecil-kecil kita dah komplet (minimal 3 misi), kita dah bisa berangkat untuk membantai target utama. Dan ini yang mengasyikkan, karena aksi para 'boss' di tiap level berbeda. Ada yang melawan, ada yang lari ketakutan, ada yang pakai pengawal-pengawal elit.

Gerakan Altaïr sangat luwes dan manusiawi. AC menggunakan engine Prince of Persia, sehingga banyak kesamaan dari cara Altaïr dan Prince meloncat dan memanjat. Keren-nya, semua bagian dari bangunan bisa dinaiki --asal ada pijakan atau pegangan yang dapat dicengkeram oleh Altaïr. Ho ho ho ho, naik ke atap dan memanjat menara yang tuinggi sangat menyenangkan!! Loncat sana, loncat sini!! Grepp!! Awas jatuh..

Manjat menara masjid sambil liyat pemandang kota Damaskus? Yuuk..

Karena ini game stealth, maka Altaïr membunuh dengan sembunyi-sembunyi. Saat penjaga lengah, "SLEP!!" dibantai deh pake hiddenblade yang sangat cool. Namun kalau pengen nekat (atau ketahuan dan dikepung tentara), Altaïr musti mengeluarkan pedang-nya --dan adu pedang ala ksatria pun dilakukan. Kontrol pertarungan pedang-nya sangat mudah dan nggak ribet. Jurusnya pun cuma sedikit. Eh, tapi kotrol yang mudah belum tentu ngelawan musuh jadi gampang. Kalau duel sih memang nggak sulit, tapi kalau dikelilingi selusin tentara --lumayan repot dan bikin degdegan.

Mampus!! Gua dikejar tentara-tentara elit!!!

Bagi saya yang maniak game ini, menamatkan AC dalam waktu dua hari (sepupu saya 1 bulan namatin-nya) adalah pengalaman yang memuaskan!! Target (atau boss) di AC sangat mudah untuk dikalahkan, dan lebih menuntut 'kegesitan'/'kecerdikan' daripada 'kekuatan'. Beberapa tewas hanya dengan sekali tusuk, --karena lengah. Setelah itu, puluhan tentara yang mengejar (mereka teriak, "Assassin!! Kill him!!!") langsung dihindari dengan lari kabur dan cari tempat persembunyian. Pengecut ya? Hehehe. Tapi, bukankah memang seperti itu lah Assassin --diam-diam membunuh, kemudian hilang tanpa bekas.

Raja terakhir juga lumayan mudah, saya berhasil menghabisinya tanpa restart sekalipun. Yang paling susah adalah raja di level sebelumnya. Bayangkan, sebelum melawan dia --kita musti menghadapi tentara-tentara elit yang tangguh. Mana keroyokan lagi. Saya hampir putus asa di level ini, untunglah rasa penasaran lebih dominan menyemangati saya. Hehehehe..

Oia.. Istimewa bukan berarti tanpa minor. Kelemahan AC yang paling saya keluhkan adalah cut-scene movie yang lamaaa dan nggak bisa di-skip!! Oh, males banget! Meskipun Ubisoft memakai inovasi free-viewing (movie yang tayang itu bisa diliyat dari berbage sudut pandang) tetep aja ngejengkelin. Selain karena saya gak ngarti apa yang diomongin (iya, gak pake subtitle) --terlalu banyak cut-scene gak penting dalam tiap level.

Kalau saja cut-scene movie itu bisa di-skip saya akan kasi nilai 10!! Maka, overall nilai buat Assassin's Creed: 9/10. Play it!! This game really awesome!!!!

Gambar dan screen-shot AC dari Gamespot dan IGN!!
-ova-

▼ Oi, lanjut...

03 Juni 2008

Front Perusak Islam

Oke.. Saya jadi ikut gatal untuk menulis tentang FPI. Sebenarnya agak males, tapi kejadian kemarin membuat hati saya bilang, "Waduh!!! Ini dah gak bisa ditolerir!!!"

Saya melihat kelakuan FPI --Front Pembela Islam, hanya sebatas huruf F-nya saja. Front. Frontal, maju terus babat semua!! Islam mana yang mereka bela, sama sekali tidak jelas. Karena pembelaan dengan kekerasan di Islam gak pernah saya temukan dalam al-Quran dan Hadits.

Gak perlu lah saya mencari-cari kesalahan FPI karena daftarnya sudah diumumkan di mana-mana. Waktu saya baca, --saat mereka merusak bar dan klub malam atau menghajar orang yang gak puasa di bulan Ramadhan-- saya cuma miris. Diem. Trus nulis di Gosip Jalanan-nya situs Slankers Cyber Community. Lucunya, FPI juga menghajar pula orang mabok --yg sedang mengata-ngatai FPI. Padahal setau saya, orang mabuk (atau gak sadarkan diri) itu gak bisa dihukum. Dia dihukum karena 'minum'-nya, bukan karena omongan dia pas lagi mabok.

E eh, kemarin.. Dengan mata kepala saya sendiri (meski cuma siaran televisi) saya melihat pria-pria dengan baju putih bersorban itu menghantam orang dengan bambu. Di sebelah sana ada yang dengan jitu melemparkan batu. Beberapa yang memakai peci hijau menghajar membabi-brutal laiknya petinju amatir yang hampir kalah. Ada juga yang kreatif dengan mengayunkan speaker langsung ke arah kepala. Tapi yang paling membuat saya menangis (I really do cry!!!) adalah saat FPI juga menghajar anak-anak dan para wanita.

Oh, God.. Sesak banget melihat wajah ketakutan ibu-ibu dan beberapa orang AKK-BB di layar televisi.

Saya hanya berdoa semoga negara Barat tidak menyimak berita-berita parah itu. Karena itu semua pasti akan membuktikan dugaan mereka bahwa Islam itu keras dan sadis. Mereka akan lantang menyuarakan bahwa Islam itu memang penebar teror dan pembawa petaka.

Kalau sudah begini, tega kah FPI melakukan lagi aksi brutal lainnya? Tidak miris kah mas-mas brewok FPI melihat sendiri berita apa-yang-mas²-lakukan di televisi? Tak adakah keinginan mas-mas FPI untuk merenungkan? Berapa kali masyarakat perlu meminta bahwa KALIAN HARUS BUBAR?!?

Saya sangat setuju kalau FPI dibubarkan! Atau kalo toh mereka gak mau bubar, (atau setelah bubar pengin meneruskan aksinya) bisa lah pakai nama yang lebih cocok --tidak asal cantumin 'Islam' gitu aja. Pake nama Forum Preman Indonesia. Atau Front Pukulan dan Injakan. Front People Intimidation. Atau apalah yang mencerminkan aksi-aksinya. Kelakuannya yang abnormal juga nggak cocok dengan dandanannya yang putih-sopan dan hijau-bijak.

Aneh.. Banyak anak jalanan dan geng punk yang kumuh namun punya manner yang bagus. Saya juga punya banyak kawan dengan dandanan lebih serem: Kaos item, jaket item, rambut gimbal, kalung rantai, gelang bebentuk duri, jeans robek-robek. Tapi sikap mereka jauh lebih santun dari Mas-mas FPI. Mereka punya hal positif yang bisa bermanfaat. Mereka menghormati wanita dan orang-tua. Dan kalau berantem nggak keroyokan --satu lawan satu , dan itupun nggak pakai speaker, bambu atau batu.

Jadi, Mas-mas FPI.. Kapan angkat koper dan kembali hidup normal?

Oia..
Bagi yang ingin liyat poto-poto aksi FPI klik lanjut aja. Saya sembunyiin demi estetika blog. Hahaha...

Gaya gue udah keren belum?


Ku Klux Klan bangett


Pake bendera Indonesia dong!! Biar lebih nasionalis!!


Golok? Siap!! Pentung? Siap, Ndan!! Mari!!!
-ova-

▼ Oi, lanjut...

01 Juni 2008

The Real Fear Factor

Oh my god.. Barusan saya benar-benar berasa ikut dalam Fear Factor. Cuma, yang ini gak ada hadiahnya --apalagi cewek-cewek seksi. Hehehehe. Ceritanya gini..

Sehabis shubuh, saya biasa kelaparan dan jalan-jalan pagi keluar bersama sodara saya, Kumeng. Kami biasa makan di Mbah Ban, nenek penjual nasi pecel legendaris di kota saya. Begitu nyampe, langsung saja saya mencomot bakwan sementara Mbah-nya meracik pecel buat kami berdua.

Sambil mengobrol masalah yang seru (seperti kenapa Luna Maya gak mau kawin sama saya atau kenapa matahari panas) kami santap sarapan dini itu dengan lahap. O la la. Tanpa terasa, 3 buah bakwan sudah masuk ke perut saya. Saya pun terus menyantap pecel dengan brutal, sementara Mbah Ban bikin teh anget sambil bercerita tentang pagelaran Kethoprak entah apa.

Hmmm... Ketika tinggal beberapa suap lagi, mata saya melotot dan saya tiba-tiba menjadi gemetaran..

Di pojokan piring dekat kecambah taoge dan bumbu kacang, ada sesuatu yang meringkuk aneh. Gemuk, basah dan menonjol.. U-L-A-T!!! Saya speechless, kemudian menelan ludah..

ADA ULAT DI PIRING SAYA!!!!!!!

"Klontang!" serta merta saya menutup sendok, kemudian cepat-cepat meneguk teh anget di samping saya. Saya pandangi lagi piring itu, berharap tadi adalah halusinasi saya --dan bahwa tadi itu cuma tauge biasa.

Ulat hongkong itu masih tergeletak di sana, seakan meledek saya. (Bagi yang ingin melihat bagaimana sosoknya, cek di sini : ulat hongkong)

Membayangkan jangan-jangan ada saudara ulat yang ikut terkunyah bersama nasi, saya meneguk lagi teh anget itu. Kumeng merasa heran, karena saya menyisakan nasi. Biasanya saya selalu menghabiskan makanan sampai tidak ada sebutir pun nasi di piring. Saya cuma tersenyum kecut. Warung itu cukup ramai, dan saya tidak tega untuk menunjukkan ulat sial itu kepada Mbah Ban. Bisa-bisa, seluruh pembeli yang makan di sana pada kaburr.

Begitu selesai, saya cepat-cepat membayar kemudian berjalan pulang.

"Kok nggak habis? Sudah kenyang ya tadi?" tanya Kumeng.

Begitu saya pikir suara saya gak mungkin didengar Mbah Ban, saya bilang tentang mahluk asing yang terbawa pecel saya itu. Kumeng langsung ngakak, sementara saya menjerit dalam hati.





Oke. Saya tidak berniat mencemarkan nama baik Mbah Ban. Cukuplah ini cuma terjadi pada diri saya saja. Banyak sih yang mengatakan, ulat di nasi atau di sayuran itu biasa. Nyelip gitu di daunnya.. Tapi bagi saya tetep saja mengerikan!! Ulat adalah hewan yang saya benci setelah kecoak..

Huhuhuhuhu...
-ova-

▼ Oi, lanjut...