11 Mei 2008

Babi Ngesot

Di antara buku-buku yang mbrojol dari rahim pemikiran imbisil Raditya Dika, buku inilah yang paling banyak mengandung frase-frase mesum penuh birahi. Parah! Saya tidak bisa membayangkan masa depan pemuda-pemudi Indonesia yang sudah terlanjur membaca buku ini.

Raditya, penulis terbodoh versi majalah manapun, tampil dengan buku yang sangat lucu dan brutal. Trademark pria berkacamata berwajah menggelikan ini adalah "semua-tema-buku-gue-harus-mengandung- unsur-binatang". Simak saja, prekuel dari buku Babi Ngesot : Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus dan Radikus Makankakus!! Judul dan desain covernya semakin menegaskan fakta bahwa Raditya memang mutasi berbahaya dari spesies fauna antah-berantah yang hendak mengacaukan keseimbangan alam.

Begitu membuka segel plastik Babi Ngesot, sulit sekali untuk tidak gemetaran --saking dahsyatnya aura jahat di balik lembar-lembar buku seharga 32 ribu rupiah ini. Tagline "Datang Tak Diundang, Pulang Tak berkutang" semakin menambah berdesirnya bulu kuduk.

Oh, tidak. . .

Sesaat setelah membalik halaman pertama, kutukan itu pun mulai merasuk. Bagaikan terperangkap dalam lumpur isap, cerita-cerita mengerikan dari dunia Dika seakan menyedot pembaca untuk terus membuka dan membuka dan membuka bukunya. Seperti 3 buku terkutuk sebelumnya, kejadian-kejadian konyol bin gokil datang silih berganti. Jika membaca dengan tanpa persiapan dan kewaspadaan, kejang perut akut dan mulut berbusa bisa kapan saja terjadi.

Si Kambing Brontokakus Basot ini mahir sekali menempatkan part bikin penasaran di beberapa bab, sehingga mau tak mau kita musti menuntaskan proses baca yang sangat menyiksa ini. Surprise konyol tak terduga yang menjadi spesialisasi Dika tetap hadir mengejutkan namun tetap elegan. Sebuah karya yang akan membuat eksistensi Kuntilanak dkk menjadi runtuh.

Kembali ke dunia nyata. . .

Memang tak ada gading yang tak diambil dari gajah tak retak. Begitu pula buku ini. Ada beberapa hal yang sedikit kurang pas, yang mengembalikan akal sehat kita --bahwa Raditya Dika masih orang biasa.

Komik yang menghiasi di (hampir) setiap bab menurut saya kurang pas penempatannya dan terasa 'basi'. Ilustrasi kocak itu terletak setelah part yang telah Dika ceritakan. Walhasil, saya seperti 'terpaksa' mengulang apa yang telah saya baca. Dan terus terang ini lumayan mengganggu. Saya lebih sreg kalau ilustrasi lucu itu benar-benar hanya sebagai ilustrasi gambar (bukan komik) --seperti yang manis terlihat di bagian akhir bab.

Karena ilustrasi 'menerangkan' teks, maka bagi saya, tambahan komik yang (juga) berisi kisah yang sudah diceritakan menjadi mubazir.

Opsi kedua saya: potongan teks kisah yang dijadiin komik diapus aja. Komik tambahan digunakan untuk menggantikan posisi kisah (yang diapus) tadi. Jadi, pembaca tidak membaca cerita dua kali.

Kemudian, ada beberapa part yang kurang terasa arwah jahatnya. Entah karena dramatisasi yang berlebihan atau entah apa --terusterang ada sisi dalam diri saya yang bilang "Duh, kok jadi boring gini?". Hmmm, apa ini adalah trik terselubung Dika untuk membuat saya dikutuk untuk terus memikirkan bukunya? Mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang.

Btw, beberapa catatan minor di atas tentu tidak menjadikan buku ini jauh dari kantong belanja Anda. Saya merekomendasikan buku ini untuk Anda yang bosan dengan kehidupan, dan ingin berkelana ke alam penuh laknat ciptaan Raditya Dika.

Belilah dan hadapi mimpi buruk Anda!!

Gambar cover buku Babi Ngesot saya comot dari situs resminya.

-ova-

1 komentar:

Masova mengatakan...

mengerikannnnn